Short Course Vocational Education (SCVE) yang diselenggarakan di Technische Universität Dresden (TUD) Institute for Further and Continuous Education diikuti oleh 25 dosen terpilih yang berasal dari politeknik dan universitas dari seluruh Indonesia. Short course ini dilaksanakan selama kurang lebih enam minggu (pertengahan Nopember s.d. Desember). Tujuan dari short course ini antara lain: mengetahui isu-isu terkini dalam bidang pendidikan vokasi; meningkatkan wawasan dan pengetahuan dosen dalam bidang pendidikan vokasi; mengembangkan bidang pendidikan vokasi berbasis penelitian; dan membangun jejaring nasional dan internasional untuk pengembangan bidang pendidikan vokasi.
Dalam kurun waktu yang cukup singkat, materi-materi yang cukup padat namun sangat bermanfaat yang diajarkan antara lain: The Foundation of Education System & Further Education/Comparative Dimensions of European and Asian Education System, Designing of Learning and Teaching Processes (Didactics and Methodics) in engineering education, Quality Management in Educational Organizations, Human Resource Development, Education Technology, Designing of Communication Processes, dan Knowledge Transfer from Theory to Practice. Metode pembelajaran yang digunakan di SCVE yakni pembelajaran dikelas dan kunjungan (excursions) ke beberapa Industri antara lain pabrik mobil andalan Jerman eCar VW, museum Technical Collection Dresden, Handwerkskammer Dresden – salah satu tempat training yang menerapkan Dual System (In-company training dan part-time vocational schools), juga termasuk mengunjungi pameran teknologi pendidikan di Berlin untuk mengetahui isu-isu terkini tentang teknologi khusus untuk pendidikan maupun training.
Selain mendapatkan banyak sekali ilmu baru khususnya berkaitan dengan pendidikan vokasi, penulis menikmati dan mengagumi keindahan dan keteraturan kota Dresden, dan kedisiplinan penduduk di kota ini. Keindahan kota Dresden terlihat dengan tata kota bangunan yang sangat rapi yang membagi kotanya menjadi kota tua dan kota modern yang dipisahkan oleh sungai Elba. Bangunan-bangunan klasik ratusan tahun masih berdiri megah dan indah sehingga menarik para turis untuk mengabadikan setiap sudut kota tua. Juga sistem transportasi canggih yang sudah terintegrasi mulai dari bis, tram, dan train sehingga setiap pengguna transportasi mengetahui dengan pasti jadwal datang dan berangkat setiap transportasi. Dan satu hal yang cukup “mengagetkan” penulis yaitu penghuni asing maupun masyarakat sekitar tempat tinggal penulis selalu menyapa ramah dengan “gutten morgen” atau “hallo” jika berpapasan.
Pada akhirnya, cerita singkat ini tidak cukup menggambarkan semua yang penulis dapatkan dari short course ini. Dan semoga di tahun berikutnya, short course seperti ini masih berlanjut dan rekan-rekan Polnes termotivasi untuk dapat mengikuti short course seperti ini.